selamat petang.... ari nie aku g jemputan.... ada denda yang aku nampak menarik perhatian aku...tapi malangnya aku tak dapat menyaksikan pertunjukkan itu di sebab kan tok JanGGutnya sedang Bersiap2....time aku nak lik org dgr org berjanGGut putih itu sedang nyanyi versi JAWA halus punya.... Mb nak tarik semangat kot... Org kata main kuda Kepang ni ada Baca2annya... senang kata ayat2 panggil jin tul ker???? sebelum tu sempat la aku amik Gambar nie 4 Bukti......
Ianya ditari mengikut tempo muzik dan tempoh masa persembahan bergantung kepada majlis tersebut. Kadang kala ia mungkin sesingkat 10 minit atau 40 minit sebagai penyeri majlis perkahwinan. Untuk membuat persembahan pula tidak boleh dilakukan secara melulu kerana ada beberapa perkara mesti dipatuhi sebelum memulakan persembahan bagi tujuan keselamatan.
“Bagi persembahan di majlis perkahwinan, ianya memerlukan tuan rumah menyediakan sembilan jenis “sajen” dalam sebutan Jawa atau sajian yang berupa makanan atau kuih serta bubur merah putih diberikan khusus kepada penari sahaja.
Walaupun demikian pada masa dahulu, bahan yang disediakan begitu banyak termasuk kain putih, benang, jarum, bunga kenanga, kelapa muda, kemenyan, pisang emas, telur ayam, bedah, minyak wangi dan wang.
Sebelum memulakan persembahan, gelanggang dibuka oleh pawang atau ketua dengan membakar kemenyan dan memperasap bahan sajian. Kemudian barulah menjemput roh kuda semberani datang bersama menjayakan permainan yang akan dipersembahkan. Berikut adalah sebahagian daripada mantera yang dituturkan sebelum memulakan tarian.
Assalamualaikum
Ya Nini Dayang, Kiki Danyang
Seng manggoni kawasan iki
Aku jalok sawap pandanganne
Yo, yo.
ya Allah, ya Allah
Aku dikongkon bukak gelanggang iki
Biso podo selamat kabeh
Wong seng main jarang
semberani iki
Kabeh sak enengi
Ya yo, ya Allah, ya Allah.
“Nini Dayang” dan “Kiki Danyang” dalam ungkapan ini bermaksud makhluk-makhluk halus, atau jin-jin yang menguasai tempat berkenaan untuk meminta keizinan agar tidak marah serta dipanggil untuk menikmati sajian yang dihidangkan. Pawang akan berdiri di tengah-tengah gelanggang, mendongakkan kepalanya ke atas melihat kayangan sambil membaca mantera berikut:
Ya Nini Dayang, Kiki Danyang
Seng manggone awang-awangan
Seng jenenge Jaran Semberani
Aku njalok turun semurup
Supoyo seng main Jaran Semberani iki
Podo selamet kabeh
Yo yo.
Bi `s-mi `llahi `r-rahmani `r-rahim
Kerusi belakangku, mutu jalil dipangku
Kadimu kananku, kan juga naiiranya empat
Ojo merosak, ojo membinasa ahli kumpulan aku.
Dalam mantera ini, memohon jin-jin bernama “Jaran Semberani” turun ke bumi dan melindungi mereka yang terlibat dengan permainan kuda kepang kemudian meresap ke dalam badan serta peralatan muzik.
Keadaan tidak sedarkan diri atau “lupa” berlaku tidak lama setelah permainan dimulakan. Penari yang naik minyak akan terpisah daripada kumpulannya. Mata mereka yang berada dalam keadaan ini berkilauan, tidak boleh bercakap, manakala pergerakan dan kelakuan mereka menyerupai kuda yang sedang berang.
Semasa penari dalam keadaan demikian, bunyi-bunyian yang mengiringi tarian ini akan bertambah rancak. Kononnya jika alunan muzik tidak rancak maka penari akan naik berang dan akan menerkam atau menendang pemain muzik. Jika keadaan bertambah liar, Tok Bomoh akan mengarahkan pengawal menangkap dan merebahkan mereka ke tanah, seterusnya dijampi untuk dipulihkan semula seperti biasa.
Hakikatnya, situasi seseorang penari itu bergantung kepada kekuatan roh juga niat atau azam diri. Faktor lain ialah makhluk yang menyerap dalam tubuh yang dipanggil atau diseru melalui rangkaian jampi mantera yang dituturkan oleh pawang yang mengetuai kumpulan, perasapan kemenyan, sajian yang dihidangkan, juga bunyi gendang dan gong yang dipalu.
|
tgk benda ini pon dah boleh menaikkan bulu roma |
|
Pantang larang Kuda Kepang
Pantang larang dalam permainan kuda kepang ialah pemain tidak boleh diacah semasa dalam permainan atau ketika sedang mabuk kerana ditakuti akan melarat dan menjadikan tidak terkawal. Namun pantang larang yang utama ialah tidak boleh melihat kain be
rwarna merah kerana ia adalah pantang larang semulajadi.
Reog Dan Warok
|
seramnya.... baru tgk... |
|
sekali tgk muka nya cam singa... harimau pun ada juga...mix agaknya... tapi still menyeramkan....namer pulak dia rembat bulu merak tu byk2...hehehe
Sejarah Reog Ponorogo
Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bra Kertabumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir.
Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya.
Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan menggunakan giginya.
Populernya Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kertabumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer diantara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru dimana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewondono, Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat mementaskan tariannya.
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.
Warok
Warok sampai sekarang masih mendapat tempat sebagai sesepuh di masyarakatnya. Kedekatannya dengan dunia spiritual sering membuat seorang warok dimintai nasehatnya atas sebagai pegangan spiritual ataupun ketentraman hidup. Seorang warok konon harus menguasai apa yang disebut Reh Kamusankan Sejati, jalan kemanusiaan yang sejati.
Warok adalah pasukan yang bersandar pada kebenaran dalam pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam cerita kesenian reog. Warok Tua adalah tokoh pengayom, sedangkan Warok Muda adalah warok yang masih dalam taraf menuntut ilmu. Hingga saat ini, Warok dipersepsikan sebagai tokoh yang pemerannya harus memiliki kekuatan gaib tertentu. Bahkan tidak sedikit cerita buruk seputar kehidupan warok. Warok adalah sosok dengan stereotip: memakai kolor, berpakaian hitam-hitam, memiliki kesaktian dan gemblakan.Menurut sesepuh warok, Kasni Gunopati atau yang dikenal Mbah Wo Kucing, warok bukanlah seorang yang takabur karena kekuatan yang dimilikinya.
Warok adalah orang yang mempunyai tekad suci, siap memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. “Warok itu berasal dari kata wewarah. Warok adalah wong kang sugih wewarah. Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik”.“Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa” (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).
Syarat menjadi Warok ( cam panggilan 4 monyet jer:: ketua bagi semua rakannya)
Warok harus menjalankan laku. “Syaratnya, tubuh harus bersih karena akan diisi. Warok harus bisa mengekang segala hawa nafsu, menahan lapar dan haus, juga tidak bersentuhan dengan perempuan. Persyaratan lainnya, seorang calon warok harus menyediakan seekor ayam jago, kain mori 2,5 meter, tikar pandan, dan selamatan bersama. Setelah itu, calon warok akan ditempa dengan berbagai ilmu kanuragan dan ilmu kebatinan. Setelah dinyatakan menguasai ilmu tersebut, ia lalu dikukuhkan menjadi seorang warok sejati. Ia memperoleh senjata yang disebut kolor wasiat, serupa tali panjang berwarna putih, senjata andalan para warok.
sebenarnya...persembahan seperti ini jarang kita ketemuai kerana ia melibatkan ilmu mistik dan alam ghaib....
tapi amat la rugi bagi generasi akan dtg krn tak dpt melihat dgn mata kepala mereka sndiri objek2 tersebut....
dulu time kecik2...aku baru teingat mak penah bawa aku g tgk benda tu la... tapi time tu aku msh kecil lagi... yang aku ingat... ada org mabuk lawan kuda...pastu ada org ubatkan guna kemenyan...ntah per dier baca kat org mabuk tu pastu die tiup kat umbun2 org tu.... org mabuk tu pon meraung...menjerit takut time tu ingat lagi aku menyelindungkan diri aku di belakang badan mak aku....
tu la kenangan aku time kecik..... hari setelah sekian lama tahun 2012 aku jumpa lagi benda alah yang menakutkan itu....